Cerita Rakyat – H. Agus Salim, nama yang sering kita dengan di bangku sekolah dasar sampai saat ini. Sebenarnya siapakah beliau dan apakah masih ada keterkaitannya dengan kemerdekaan bangsa Indonesia? Mari kita simak “The Grand Old Man from West Sumatera” di bawah ini.
Kehidupan H. Agus Salim
Haji Agus Salim adalah seorang pahlawan yang lahir di Kota Gadang, Sumatera Barat pada masa pendudukan Hindia Belanda pada 8 Oktober 1884. Lahir dari latar belakang keluarga cendekia, H Agus Salim memperoleh pendidikan yang baik pada masa itu sebab Dia dapat menempuh pendidikan dasar di Eupeesche Lagere School (ELS) yang merupakan sekolah khusus bagi anak-anak eropa lalu dilanjutkan ke Hoogere Burgershool (HBS) Koning Willem III di Batavia. Seusai lulus dia berhasil menjadi alumni terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Seusai menamatkan pendidikan, Agus Salim bekerja sebagai pembantu notaris penerjemah di sebuah perusahaan pertambangan di Indragiri pada tahun 1906, lalu pada tahun 1912 sampai 1915 dia membuka sekolah dasar berbahasa Belanda yaitu Hollandsch Indlandsche School (HIS) kemudian pada tahun 1915 Agus Salim terjun ke dunia jurnalistik pada media Harian Nertja yang berposisi sebagai Wakil Redaktur.
Peran Semasa Kemerdekaan dan Karir Politik
Salim, seorang sosialis evolusioner, memainkan peran penting dalam konflik politik di awal tahun 1920-an. Penentangannya terhadap penggunaan kekerasan dalam melawan kolonialisme membuatnya relatif dapat diterima oleh para pemimpin Belanda. Pada tahun 1921 ia menjadi juru bicara utama nonkomunis dalam diskusi mengenai kendali gerakan buruh yang menyebabkan keluarnya komunis dari Sarekat Islam. Setelah tahun 1923, organisasi ini semakin berada di bawah kendali Salim, dan ia mengalihkan organisasi tersebut dari aktivitas politik dan beralih ke gerakan pan-Islam. Semasa lahirnya kemerdekaan Indonesia, Salim menjabat sebentar pada tahun 1946–1947 sebagai wakil menteri luar negeri.