Cerita Rakyat – Pierre Tendean adalah salah satu perwira militer muda yang gugur dalam peristiwa G30 S/PKI. Semenjak tragedi itu namanya harum dan ditetapkan menjadi salah satu Pajlawan Revolusi Indonesia atas jasanya karena bersumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mengenal lebih lanjut siapakah Pierren tendean itu, mari kita simak ulasannya berikut ini.
Profil dan Riwayat Hidup Pierre Tendean
Pierre Andries Tendean, pemuda kelahiran 21 Februari 1939 di Batavia (Pendudukan Kolonial Belanda). Lahir dari keluarga yang terkemuka sebab ayahnya seorang Dokter yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Selama masa kecilnya, ia memiliki impian sebagai perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) sehingga ia bertekad untuk mendaftarkan dirinya ke Akademi Militer TNI Angkatan Darat. Namun naas, ternyata impiannya tersebut tidak selaras dengan kemauan dari orang tuanya dikarenakan orang tuanya menginginkan dirinya untuk masuk ke dalam Fakultas Kedokteran atau Fakultas Teknik seusai taman SMA.
Lalu pada bulan agustus 1958, Pierre mengikuti tes Akademi Militer dan lolos pada tahap seleksi selanjutnya dan sukses menjadi taruna Akademi Militer pada jurusan Akdemi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD).
Setelah Pierre dilantik dan sudah berpangkat Letnan Dua TNI-AD, dia masuk ke dalam satuan ZENI TNI-AD. Dirinya mendapat penugasan pertamanya dalam penumpasan PRRI di Sumatera Barat. Setelah dari penugasannya itu Pierre diangkat menjadi Komandan Pleton Batalyon ZENI Temput Daerah Militer II Bukti Barisan yang berdinas di Medan. Setahun kemudian Pierre melanjutkan pendidikan di Sekolah Intelijen Bogor dan mendapat tugas di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DiPiAD) lalu melakukan penyusupan ke Malaysia.
Pierre Tendean saat menjadi ajudan Jenderal Abdul Haris Naution saat melaksanakan kunjungan kerja.
Dikarenakan tugas yang dilaui Pierre sangatlah berbahaya, ibu Pierre mengajukan permohonan kepada Jenderal A.H. Nasution yang pada saat itu adalah Menko Hankam KASAB untuk merekrut Pierre Tendean dari penugasan yang berbahaya. Hingga pada 15 April 1965, Pierre tendean naik pangkat menjadi Letnan Satu (Lettu) dan sebagai Ajudan Menko Hankam KASAB, Jenderal A.H. Nasution.
Tragedi G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 terjadi kegaduhan di rumah Jenderal A.H. Nasution, karena target penculikan pada hari itu adalah Jenderal A.H. Nasution. Dengan keberaniannya Pierre Tendean memutuskan untuk mengelabuhi pasukan cakrabirawa agar Sang Jenderal dalam selamat dan melarikan diri dari kejaran pasukan cakrabirawa. Pierre Tendean yang saat itu masih berusia 26 tahun akhirnya menjadi salah satu dari tujuh perwira yang menjadi korban penculikan pasukan cakrabirawa dikarenakan pasukan tersebut mengira bahwa dialah Jenderal A.H. Nasution.
Gelar Pahlawan Revolusi
Peristiwa G30 S/PKI merupakan peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia yang telah memakan banyak korban jiwa, salah satunya Pierre Tendean. Pierre gugur dalam peristiwa ini bersama dengan para petinggi TNI AD lainnya.
Berkat keberanian Pierre Tendean dalam melindungi Jenderal Nasution dan keluarganya, Ia gugur pada tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya karena ulah para simpatisan PKI.
Tiga hari setelah jasadnya ditemukan, kemudian Pierre dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pierre Tendean mendapatkan anugerah kenaikan pangkat satu secara anumerta menjadi kapten dan dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.
Demikianlah profil singkat perjalanan Sang Pahlawan Muda, Pierre Tendean. Semoga bermanfaat,